Search
Close this search box.

Heritage Goes To School-SMPN 2 Bandung

Heritage Goes To School- SMPN 2 Bandung

Bandung, 19 Juni 2024

Bandung Heritage kembali dengan program Heritage Goes to School (HGS). Kali ini, SMPN 2 Bandung yang berlokasi di Jalan Sumatera No. 42  menjadi sekolah pertama diselenggarakannya program HGS. Dalam pelaksanaannya sampai dengan Agustus nanti, masih menanti dua sekolah lagi untuk dikunjungi. Acara dimulai dengan pemaparan dari salah satu pendiri Bandung Heritage, – Ibu Frances B. Affandy mengenai identitas dan budaya, kemudian ditutup dengan kegiatan lokakarya kamera lubang jarum oleh komunitas Pinhole Bandung.

Identitas memiliki sense of place, – “who are we?” Identitas yang kuat ini, menjadi daya tarik utama publik tertarik untuk berkunjung ke suatu wilayah. Bandung Heritage memastikan Bandung memiliki dan mempertahankan identitasnya yang unik dan ikonik. Seperti tempat-tempat lainnya yang mudah dikenali dengan identitasnya yang ikonik. Sebuah tempat yang unik dan ikonik bisa dibuat oleh orang yang bukan berasal dari daerah tersebut. Sydney Opera House dirancang oleh orang yang berasal dari Finland bukan Australia. Begitu pula dengan Bandung yang pernah dirancang oleh orang Belanda. Identitas bukan sekedar bendera atau tempat, tetapi hal-hal yang sudah menjadi kebiasaan lainnya, seperti: makanan, bahasa, dan hal lainnya. Pada tahun 1903 bangunan SMPN 2 Bandung dibuat oleh Belanda. Namun, pada saat ini, bangunannya digunakan dan difungsikan untuk masyarakat Bandung. Sebagai warga Bandung, identitas kita adalah Bandung, – di mana pun kita berada, dan perbedaan yang kita miliki.

Hal utama yang menjadi perhatian Bandung Heritage yaitu, upaya pelestarian warisan budaya Kota Bandung. Salah satunya tercermin melalui kegiatan pemugaran. Bangunan cagar budaya yang dahulu merupakan department store pertama di Jalan Asia Afrika (sekarang berfungsi sebagai bank) menjadi contoh proses pemeliharaan budaya dan identitas yang ada. Contoh lainnya adalah, cerita Ibu Frances yang menyimpan sendok berumur kurang lebih 100 tahun peninggalan keluarganya. Benda-benda tersebut memiliki sejarah, – seperti halnya cagar budaya yang memiliki sejarah unik di dalamnya.

Budaya adalah sesuatu yang kita lakukan tanpa sadar karena sudah menjadi kebiasaan. Seperti ikan di dalam air, ikan tidak sadar bahwa hidup mereka berada di dalam air. Maka, itu disebut budaya ikan. Seperti ikan tanpa air, tanpa budaya kita kehilangan identitas. Budaya berisi kearifan lokal, yang terdiri dari bahasa, situs, upacara adat, juga peribahasa, dan larangan dalam budaya yang perlu kita lestarikan.  ”Use the budaya you wish to save” Gunakanlah budaya yang mau kita selamatkan.

Lokakarya bersama komunitas Pinhole Bandung mengajak peserta didik untuk menggunakan kamera lubang jarum dengan teknik membalikkan proyeksi pada ruang gelap. Komunitas pinhole Bandung juga kerap memotret bangunan-bangunan lama di Kota Bandung. Bahkan, bangunan bersejarah yang sekarang sudah tidak ada lagi. Dalam lokakarya, dijelaskan cara pemotretan dengan teknik lubang jarum; dengan cara kertas film dimasukan ke alat kamera dan tidak boleh terkena cahaya supaya hasil foto tidak ’terbakar’. Kegiatan kemudian dimulai dengan menyiapkan kamera yang sudah dirakit, memasukan kertas film ke dalam kamera di ruang gelap, proses foto, dan terakhir pencucian film.

Penulis : Nasywa Tamma

Editor   : Afifah Fathiqa


Kegiatan ini terselenggara atas dukungan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pelaksanaan Program Pemanfaatan Hasil Kelola Dana Abadi Kebudayaan – Dana Indonesiana Tahun 2023, Kategori Dukungan Institusional.