Search
Close this search box.

Workshop Desain : Adaptasi Fungsi Gedung Gas Negara sebagai Creative Hub

Workshop Desain : Adaptasi Fungsi Gedung Gas Negara sebagai Creative Hub

Pada tanggal 14 Mei 2016 lalu, Bandung Heritage bersama teman-teman mahasiswa arsitektur yang tergabung dalam Forum Ikatan Mahasiswa Arsitektur (FIMA) Jawa Barat telah menyelesaikan sebuah workshop desain dengan tema Adaptasi Fungsi Gedung Gas Negara Sebagai Creative Hub. Kegiatan yang dimulai sejak 28 Februari 2016 dan berlangsung setiap Sabtu ini diikuti oleh 11 peseta dari berbagai angkatan, yaitu Adriansyah (UPI), Eko Ilham (Unikom), M Bimo Satrio (ITB), Muhjar Annur (UPI), Siti Maisyaroh (ITB), Andrew (ITB), Yuda (ITB), Ilham (UPI), Citra (Itenas) dan Derry Surendra (Itenas).


Workshop dilatarbelakangi oleh adanya wacana Pemerintah Kota Bandung untuk menyediakan fasilitas berupa creative hub, sebuah tempat yang menjadi pusat berkumpulnya masyarakat untuk melakukan kegiatan kreatif, yang rencananya akan tersebar di beberapa tempat. Salah satu lokasi yang direncanakan akan dijadikan creative hub adalah Gedung Gas Negara yang terletak di Jalan Braga No. 48 Bandung. Gedung Gas Negara sendiri merupakan gedung peninggalan Belanda yang dibangun sekitar tahun 1930an, memiliki gaya arsitektur Art Deco, serta termasuk ke dalam kategori bangunan cagar budaya yang dilindungi.

Wacana ini kemudian ditanggapi positif oleh beberapa arsitek muda yang tergabung dalam Inisiatif Arsitek Bandung (IAB). IAB berkordinasi dengan Bandung Heritage kemudian menggagas sebuah workshop yang bertujuan untuk membuat suatu usulan desain yang diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi Perusahan Gas Negara dalam perencanaan adaptasi fungsi pada Gedung Gas Negara, tanpa harus merubah fisik bangunan.


Penyelenggaraan workshop desain ini tentunya menjadi penting bagi mahasiswa arsitektur karena bisa menjadi tempat belajar dan berdiskusi tentang bagaimana usaha pelestarian bangunan cagar budaya diterapkan dan disesuaikan dengan kebutuhan saat ini. “Kegiatan ini menarik, banyak mendapatkan ilmu baru yang tidak saya dapatkan di kampus. Mendapatkan pengalaman baru dari orang-orang baru dengan berdiskusi dan bertukar pikiran…”, demikian ungkap Citra, salah satu peserta workshop, saat ditanya kesannya tentang kegiatan ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemberian pemahaman akan nilai cagar budaya pada mahasiswa arsitektur merupakan suatu muatan yang langka, yang umumnya tidak banyak didapat dalam proses kuliah. Workshop ini tentunya dapat melatih kepekaan mahasiswa terhadap konteks dalam perancangan sehingga diharapkan di masa depan mereka mampu mendesain secara holistik dan terintegrasi tanpa melupakan unsur sosial, budaya dan sejarah.


Mendesain ulang interior Gedung Gas Negara memang suatu kegiatan yang sangat menantang. Bangunan yang dulunya berfungsi sebagai kantor perusahaan gas yang bersuasana formal, saat ini harus dapat disulap menjadi sebuah tempat yang nyaman dan layak menjadi sebuah creative hub. Tentu saja perbedaan fungi ini membuat proses workshop menjadi tidak mudah, kreatifitas mahasiswa akan sangat diuji disini. Hal tersebut yang membuat proses pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan sangat dinamis. Pada awal pertemuan ditentukan tujuh kelompok dengan anggota masing-masing berjumlah tiga-empat orang. Setiap kelompok diharapkan mengeluarkan konsep yang berbeda dengan kelompok lainnya. Hingga pertemuan ke tiga, setiap kelompok masih diminta untuk membuat preliminary design. Pada tahap ini mulai terlihat adanya irisan kesamaan konsep pada setiap kelompok sehingga pada pertemuan ke empat diputuskan untuk menggabungkan kelompok-kelompok yang memiliki kemiripan konsep atas pertimbangan efisiensi dan efektifitas pengerjaan. Pada akhirnya terbentuklah tiga kelompok baru yang massing-massing mengangkat tema Citra Braga Masa kini, Citra Braga Masa Lalu dan Citra Gedung Gas Negara dari masa lalu ke masa kini.